Tuhan Itu
Memang Maha Baik ({}) berkat kemurahan dan belas kasihnya aku sampai pada titik ini.
Masih teringat jelas, 10 tahun lalu aku adalah seorang gadis yang idealis
dengan cita-cita tinggi. Aku selalu bekerja keras lebih dari yang dilakukan oleh
teman- teman sebayaku demi mengejar prestasi akademis tertinggi. dan
Keterpurukan keluargaku dimasa lalu, mencetakku menjadi seseorang yang mementingkan
karier melebihi apapun. Hingga suatu hari, diusiaku yang menginjak usia 26
tahun, ibu mengutarakan keinginannya melihatku menikah, katanya ia sudah rindu
menimang cucu dariku yang notabene adalah anak satu-satunya. Hingga usiaku menginjak
28 tahun tak pernah sekalipun terlintas untuk menjalin hubungan asmara, tak
hanya satu atau dua kali aku menolak pinangan pria yang berkunjung kerumah
dengan alasan belum siap. Rasa trauma selalu mnghentikan langkahku tiap kali
aku mulai berpikir tentang jalinan rumah tangga. Masih terekam jelas kisruh
rumah tangga yang dulu sering dialami ayah dan ibuku. Tempat dimana aku
seharusnya mendapat suntikan tenaga dan semangat, justru membuatku tak betah
berlama-lama didalamnya karena suasana yang tak lebih baik dari neraka :(
Setelah
melalui perdebatan yang alot, aku akhirnya setuju menjalani proses perjodohan. Kupasrahkan
semua pada ibu, orang yang selama ini selalu setia menemaniku. Aku diperkenalkan dengan seorang
pria. Dari segi fisik ia jauh dari kriteriaku, namun menurut ibu dia adalah
pria yang baik, dan yang paling penting ia dikenal sebagai seorang pekerja
keras. Singkat cerita aku menikah dengannya. Suamiku adalah sesosok pria yang
sabar dan telaten, ia tidak pernah mengekang apalagi mendikte hampir semua keputusan
besar dalam hidupku. Sikapnya yang seperti itulah yang pada akhirnya mampu
menurunkan egoku, menghilangkan kekhawatiran yang selama ini menjejali ruang
benakku,dan perlahan-lahan akupun menyadari bahwa aku kini adalah seorang istri
rumah tangga dengan segudang tanggung jawab. Hingga puncaknya aku memutuskan
untuk resign dari tempat kerja yang selama 5 tahun terakhir menaungiku. Banyak
orang mempertanyakan keputusanku, bagaimana aku bisa resign saat sedang berada
dipuncak karier. Naluriku mengatakan bahwa kewajibanku sebagai seorang istri harus kuprioritaskan lebih dari apapun. Awalnya tak mudah, aku harus berada seharian
dirumah,dengan segala tetek bengek pekerjaan rumah yang seakan tiada habisnya. Terkadang
jenuh menghampiri, namun aku mencoba bersabar dan menikmati. Aku melakukan
segala hobi yang sempat tidak terlaksana selama bekerja, Seperti membuat kue, membuat
kerajinan crafting, olahraga, dsb demi membunuh kebosanan ditengah rutinitas
dirumah. Tak berjalan lama,Tuhan memberikan kado terindah atas semua kesabaranku,
yaitu malaikat kecil yang telah kami tunggu selama 2 tahun terakhir ini. Malaikat
kecil yang kuberi nama Zsazsa kini telah berusia 5 tahun. Dia tumbuh menjadi
anak yang cerdas. Selain memiliki nilai akademis yang membanggakan, ia juga
berhasil menorehkan berbagai prestasi cemerlang dibidang non akademis :*
Setelah perjalanan panjang nan terjal, sampailah pada satu titik aku menyadari Kebahagiaan sejati seorang ibu adalah saat memastikan semua keperluan keluarga tercukupi, rumah terawat, dan melihat anak-anak tumbuh sehat dengan prestasi cemerlang. Kepuasan itu akan semakin berlipat bila semua tercapai dengan jerih payahku sendiri, bukan melalui campur tangan tangan asisten rumah tangga. Liku-liku cerita hidup memupuk kedewasanku, membuatku mengerti dan dapat menerima tanggung jawab seorang seorang ibu sebagai kebahagiaan yang tak terhingga.
Setelah perjalanan panjang nan terjal, sampailah pada satu titik aku menyadari Kebahagiaan sejati seorang ibu adalah saat memastikan semua keperluan keluarga tercukupi, rumah terawat, dan melihat anak-anak tumbuh sehat dengan prestasi cemerlang. Kepuasan itu akan semakin berlipat bila semua tercapai dengan jerih payahku sendiri, bukan melalui campur tangan tangan asisten rumah tangga. Liku-liku cerita hidup memupuk kedewasanku, membuatku mengerti dan dapat menerima tanggung jawab seorang seorang ibu sebagai kebahagiaan yang tak terhingga.
Kini apabila
ada orang bertanya,,,profesi apa yang kini sedang kujalani? dengan lantang akan kujawab,,,I’m a Housewife,,,and I’m very proud of it. Tadinya aku hanyalah
seorang gadis arogan yang takut berumah tangga akan mengurungku dalam ketidak
bahagiaan. Namun perjalanan hidup berhasil menuntunku memahami arti dari
kebahagiaan sejati. Engkau tak perlu melanglang buana hingga keujung dunia
untuk menemukan hakikat kebahagiaan. Karena hanya dirumahlah engkau kan mereguk
kebahagiaan sejati bersama orang-orang yang kau sayangi. Saat bersama
keluargamulah engkau kan menemui Kebahagiaan hakiki yang tanpa pamrih,
kebahagiaan tanpa topeng penuh kepalsuan yang menutupi. Dan untuk para
ibu,,,,saat engkau menjalani semua tanggung jawabmu dirumah dengan sepenuh
hati, percayalah,,,Tuhan akan menghadiahkan kebahagiaan bertubi-tubi padamu,
jauh lebih banyak dari yang kau minta ;)
Seperti halnya Tabloid Nova yang tahun ini merayakan
NOVAVERSARY yang ke 28. Bukan hal yang mudah untuk tetap bertahan dalam dunia percetakan selama 28 tahun, mengingat semakin kerasnya persaingan yang harus dihadapi. Kepercayaan yang
besar dari pembaca setia menjadi tanggung jawab berat. Tabloid Nova harus jeli melihat peluang pasar, serta terus berinovasi demi menyajikan yang terbaik . Rubrik-rubrik yang
ditampilkan kini juga semakin variatif dan up to date.Terbukti Tabloid Nova menjadi Tabloid Wanita yang tetap diminati dari generasi ke generasi (y)
Happy Aniversary, Tabloid Nova <:-P Teruslah menjadi wadah sekaligus sumber inspirasi bagi para srikandi diseluruh pelosok negeri. Dan Semoga kedepannya Nova menjadi Tabloid Wanita yang paling dicari dan digemari di negeri Indonesia tercinta kita ini :*
Follow @Tabloidnova
Tidak ada komentar:
Posting Komentar