BAB I.PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pada jaman dahulu,susu telah dipakai sebagai salah satu bahan pokok pangan manusia.Manusia mengambil dari hewan yang memiliki kelenjar susu,seperti sapi,kuda,dan domba.Sapi dan domba mulai dijinakkan sejak 8000 SM untuk diambil susu,daging dan bulunya.Di Timur tengah,susu bahkan terfermentasi menjadi keju oleh para pengembara gurun disana.Diperkirakan susu mulai masuk daratan Eropa sejak pada abad 5000 SM melewati daerah Anatolia.Sementara susu mulai masuk ke Inggris pada periode neolitik.susu sapi sendiri baru dikenal oleh bangsa Indonesia lewat perjalanan Hindia belanda pada abad 18.
Susu merupakan bahan pangan yang tersusun atas berbagai nilai gizi dengan proporsi seimbang yang dihasilkan oleh kelenjar susu mamalia betina yang merupakan sumber gizi utama bagi bayi sebelum mereka dapat mencerna makanan padat.Susu binatang(biasanya sapi)juga diolah menjadi berbagai produk seperti mentega,yogurt,keju,es krim,susu kental manis,susu bubuk,dan lain-lainnya untuk dikonsumsi manusia.Susu mengandung karbohidrat,lemak,protein,vitamin dan mineral.Lactosa adalah satu-satunya karbohidrat penyusun susu mamalia yang merupakan disakarida yang terdiri dari gabungan 2 monosakarida yaitu glukosa dan galaktosa.Laktosa merupakan sumber energi yang memasok hampir setengah keseluruhan kalori susu(35-40%).Disamping itu,Lactosa juga penting untuk absorbsi kalsium.
1.2.Rumusan Masalah
1.Sepenting apakah Lactosa untuk tubuh?
2.Bagaimanakah cara analisa Lactosa dalam susu?
1.3.Tujuan
1.Untuk memberikan pengetahuan lebih tentang lactosa
2.Untuk mengetahui cara analisa laktosa dalam susu,baik secara kwalitatif maupun kwantitatif
1.4.Manfaat
Untuk menambah pengetahuan tentang manfaat lactosa untuk tubuh selain sebagai salah satu sumber energi utama beserta cara analisa kadarnya.
BAB II.ISI
2.1 Susu
Komponen utama susu terdiri air,protein,lemak,karbohidrat,mineral dan vitamin.Komponen-komponen lain yang terkandung dalam susu yang jumlahnya sedikit tetapi penting antara lain lesitin,kolesterol,dan asam-asam organik.
Komposisi rata-rata susu sapi
Komposisi
|
Kadar
|
Air %
|
83,3
|
Protein, %
|
3,2
|
Lemak, %
|
4,3
|
Karbohidrat, %
|
3,5
|
Kalium, mg/100g
|
4,3
|
Kalsium, mg/100g
|
143,3
|
Fosfor, mg/100
|
60,0
|
Besi, mg/100g
|
1,7
|
Vitamin A, SI
|
130,0
|
Vitamin B1, mg/100g
|
0,03
|
Vitamin C, mg/100g
|
1,0
|
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Depkes RI, 2005)
2.2.Karbohidrat
Karbohidrat merupakan contoh polimer alami yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan dan sangat dibutuhkan oleh manusia dan hewan. Karbohidrat juga merupakan sumber energi yang terdiri atas unsur-unusr C(Carbon), O(Oksigen), dan H(hydrogen) dengan rumus molekul Cn(H2O)n. Pada senyawa karbohidrat terdapat berbagai ikatan gugus fungsi yaitu gugus fungsi keton, aldehid, dan gugus hidroksi.Sebagai salah satu jenis zat gizi, fungsi utama karbohidrat adalah penghasil energi di dalam tubuh. Tiap 1 gram karbohidrat yang dikonsumsi akan menghasilkan energi sebesar 4kkal. Di dalam sistem pencernaan dan juga usus halus, semua jenis karbohidrat yang dikonsumsi akan terkonversi menjadi glukosa untuk kemudian diabsorbsi oleh aliran darah dan ditempatkan ke berbagai organ dan jaringan tubuh.
2.3.Lactosa
Laktosa ( ) adalah gula yang diperoleh dari susu. Dalam bentuk anhidrat atau mengandung satu molekul air anhidrat.
Laktosa, β galacotse 1,4 glukosa merupakan komposisi gula pada susu mammalia yang unik. Laktosa merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa (Solomons, 2002). Laktosa merupakan sumber energi yang memasok hampir setengah dari keseluruhan kalori yag terdapat pada susu (35-45%). Selain itu, laktosa juga diperlukan untuk absorbsi kalsium. Hasil hidrolisa laktosa yang berupa galaktosa, adalah senyawa yang penting untuk pembentukan sebrosida. Serebrosida ini penting untuk perkembangan dan fungsi otak. Galaktosa juga dapat dibentuk oleh tubuh dari glukosa di hati. Karena itu keberadaan laktosa sebagai karbohidrat utama yang terdapat di susu mammalia, termasuk ASI, merupakan hal yang unik dan penting
Laktosa susu hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui melalui reaksi antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose synthetase. Kadar laktosa dalam susu sangat bervariasi antara satu mammalia dengan yang lain. ASI mengandung 7% laktosa, sedangkan susu sapi hanya mengandung 4%
Laktosa terdapat pada atom C pertama dari molekul glukosa. Seperti diketahui laktosa merupakan disakarida yang tersusun dari glukosa dan galaktosa dengan ikatan 1-4. Di dalam tubuh latosa disintesis dalam kelenjar susu
Laktosa dengan hidrolisis akan menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Ikatan galaktosa dan glukosa terjadi antara atom karbon nomor 1 pada galaktosa dan atom karbon nomor 4 pada glukosa. Laktosa mempunyai sifat mereduksi dan mutarotasi. Berikut gambar reaksinya:
Gambar 2. Laktosa yang merupakan disakarida terdiri dari gugus galaktose dan glukosa.
Laktosa memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu glukosa. Laktosa adalah disakarida pereduksi. Selama proses pencernaan, laktosa mengalami proses hidrolisis enzimatik oleh laktase dari sel-sel mukosa usus. Beberapa sifat laktosa:
1.Hidrolisis laktosa menghasilkan molekul glukosa dan galaktosa
2.Hanya terdapat pada binatang mamalia dan manusia
3.Dapat dperoleh dari hasil samping pembuatan keju
4.Bereaksi positif terhadap pereaksi fehling, benedict, dan tollens
Manfaat mengonsumsi laktosa :
- Memberikan rasa manis dengan tingkat kemanisan lebih rendah dari sukrosa.
- Membantu penyerapan natrium&kalsium.
- Memberikan efek positif terhadap fifiologis usus, termasuk efek prebiotik, melunakan kotoran dan membantu mengikat air.
2.4.Uji Identifikasi lactosa
a.Analisa kualitatif
Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yg dapat dgunakan untuk analisis kualitatif. Beberapa reaksi yg lebih spesifik dpt membedakan golongan karbohidrat. Banyak cara untuk mengetahui atau mengidentifikasi karbohidrat dalam suatu bahan alam, diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Uji Molisch
Prinsip reaksi ini adalah dehidrasi senyawa karbohidrat oleh asam sulfat pekat. Dehidrasi heksosa menghasilkan senyawa hidroksi metil furfural, sedangkan dehidrasi pentose menghasilkan senyawa fulfural. Uji positif jika timbul cincin merah ungu yang merupakan kondensasi antara furfural atau hidroksimetil furfural dengan a-naftol dalam pereaksi molish.Uji molisch adalah uji kimia kualitatif untuk mengetahui adanya karbohidrat. Uji ini untuk semua jenis karbohidrat. Mono-, di-, dan polisakarida akan memberikan hasil positif. Sampel yang diuji dicampur dengan reagent Molisch, yaitu -naphthol yang terlarut dalam etanol 95%. Setelah pencampuran atau homogenisasi, pekat perlahan-lahan dituangkan melalui dinding tabung reaksi agar tidak sampai bercampur dengan larutan atau hanya membentuk lapisan. pekat (dapat digantikan asam kuat lainnya) berfungsi untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida untuk menghasilkan furfural. Furfural ini kemudian bereaksi dengan reagent Molisch, -naphthol membentuk cincin yang berwarna ungu.
Tabel Hasil Reaksi pada Molisch
Prosedur kerja :
1. Masukkan 15 tetes larutan uji karbohidrat kedalam tabung rekasi yang masih kering danbersih
2. Tambahkan 3 tetes pereaksi Molisch. Campurkan dengan baik.
3. Miringkan tabung rekasi, lalu alirkan dengan hati-hati 1 mL pekat melalui dinding tabung supaya tidak bercampur.
4. Perhatikan terbentukya cincin berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan yangmenandakan reaksi positif karbohidrat.
5. Catat hasil dan buatlah kesimpulannya.
6. Lakukan tes terhadap larutan glukosa, galaktosa, laktosa, sukrosa, maltosa, arabinosa,larutan 1% amilum dan selulosa (kapas) yang disuspensikan dalam air.
2.Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi (yang memiliki gugus aldehid atau keton bebas) . Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa, glukosa dan maltosa. Uji benedict berdasarkan reduksi + menjadi Cu+ oleh gugus aldehid atau keton bebas dalam suasana alkalis, biasanya ditambahkan zat pengompleks seperti sitrat atau tatrat untuk mencegah terjadinya pengendapan .
Uji positif ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata, kadang disertai dengan larutan yang berwarna hijau, merah, atau orange. Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan pereaksi benedict. Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam waterbath selama 4 - 10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru (tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan glukosa tinggi). Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidik sedemikian rupa sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak bersifat pereduksi.
Pengamatan yang dilakukan dalam uji Benedict ini dapat dilakukan dengan mengamati perubahan warna dan terjadinya endapan. Warna larutan dapat terlihat bermacam-macam tergantung dari konsentrasi karbohidrat yangg dipakai, larutan dapat berwarna hijau, hijau kebiruan dan kuning. Pada uji Benedict terhadap glukosa dan fruktosa larutan berwarna hijau kebiruan dan terdapat endapan merah bata di dalamnya yang menandakan pengujian positif, sedangkan pada maltosa dan laktosa larutan memiliki warna hijau kebiruan tanpa endapan merah batahal ini menunjukan bahwa pengujian positif terdapat gula di dalamnya, tetapi pada pengujian terhadap sukrosa dan pati warna yang terlihat adalah biru menandakan bahwa hasil uji negatif mengindikasikan bahwa sukrosa dan pati tidak memiliki gula pereduksi yang dapat mereduksi reagen benedict. Uji Benedict dapat dilakukan pada urin untuk mengetahui kandungan glukosa. Urin yang mengandung glukosa dapat menjadi tanda adanya penyakit diabetes. Sekali urine diketahui mengandung gula pereduksi, test lebih jauh mesti dilakukan untuk memastikan jenis gula pereduksi apa yang terdapat dalam urine. Hanya glukosa yang mengindikasikan penyakit diabetes. Berikut reaksi yang berlangsung:
R-COH + CuO → O (s) + R-COOH
Atau
KH + camp Cu , Na-Sitrat, → O (endapan merah bata)
Pereaksi Benedict : Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100 gram natrium karbonat anhydrous ( ), 173 gram natrium sitrat, dan 17,3 gram tembaga (II) sulfat pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak 1 liter.
Prosedur kerja :
1. Masukkan 3 tetes larutan uji karbohidrat kedalam tabung rekasi yang masih kering dan bersih
2. Tambahkan 2 mL pereaksi Benedict, kemudian dikocok.
3. Masukan kedalam penangas air selama 5 menit. Amati perubahan warna endapannya.
4. Pembentukan warna endapan hijau, kuning, atau merah menunjukan reaksi positif karbohidrat.
5. Catat hasil dan buatlah kesimpulannya.
6. Lakukan percobaan ini dengan menggunakan larutan glukosa, galaktosa, maltosa,fruktosa, laktosa, sukrosa dan larutan amilum.
3.Uji Barfoed
Uji ini untuk membedakan monosakarida dan disakarida dengan jalan mengontrol kondisi-kondisi percobaan, seperti pH dan waktu pemanasan. Pada analisa ini, karbohidrat direduksi pada suasana asam. Disakarida juga akan memberikan hasil positif bila didihkan cukup lama hingga terjadi hidrolisis. Uji Barfoed menggunakan reagen Barfoed yang terdiri dari tembaga asetat dan asam asetat glacial sebagai pereaksi. Diketahui bahwa disakarida merupakan agen pereduksi yang lemah, mereka tidak membentuk ion kupri pada reagen Barfoed yang ada dalam keadaan asam, sedangkan monosakarida merupakan agen pereduksi yang kuat dan mampu membentuk ion kupri dalam reagen Barfoed dalam keadaan asam karena itu uji Barfoed ini digunakan untuk membedakan disakarida pereduksi dengan monosakarida pereduksi dalam suatu sampel. Pada proses pengujian, larutan dipanaskan, pemanasan terhadap sampel membantu asamasetat glacial menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida yang kemudian akanmereduksi reagen, karena itu perbedaan waktu yang ada menjadi indikasi perbedaan terhadap monosakarida pereduksi dan disakarida pereduksi. Monosakarida pereduksi ditandai dengan terjadinya endapan merah bata kupro oksida ( O) pada saat di panaskan dalam kurun waktu dua sampai tiga menit sedangkan disakarida pereduksi di tandai dengan pembentukan endapan merah bata kupro oksida ( O) dalam kurun waktu sepuluh sampai dua belas menit. Reaksi :
KH + camp Cu dan COOH → O endapan merah bata
Prosedur kerja :
1. Masukkan 1 mL larutan uji karbohidrat kedalam tabung rekasi yang masih kering dan bersih.
2. Tambahkan 1 mL pereaksi Barfoed, kemudian dikocok.
3. Masukan kedalam penangas air selama 3 menit.
4. Kemudian didinginkan dalam air mengalir.
5. Bila tidak terjadi reduksi selama 5 menit, lakukan pemanasan selama 15 menit sampai terlihat adanya reduksi.
6. Catat hasil dan buatlah kesimpulannya
7. Lakukan percobaan ini dengan larutan glukosa, galaktosa, laktosa, sukrosa dan maltosa.
b.Analisa Kuantitatif
Kadar karbohidrat dalam berbagai bahan makanan dapat ditentukan dengan berbagai cara, diantaranya cara kimiawi, cara fisik, cara enzimatik atau biokimia dan cara kromatografi. Penentuan karbohidrat yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan pendahuluan yaitu hidrolisis lebih dahulu sehingga diperoleh monosakarida. Untuk keperluan ini, maka bahan dihidrolisa dengan asam atau enzim pada suatu keadaan tertentu. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah Luff Schoorl.
Laktosa termasuk dalam golongan gula reduksi sehingga secara kuantitatif dapat ditentukan kadarnya dengan menggunakan reagen biuret atau Luff Schoorl. Metode yang digunakan Iodometri (Luff Schoorl). Prinsipnya laktosa dalam susu dipisahkan dari kandungan protein susu dengan dengan menambahkan Fe : Zn Asetat ( 1: 3) untuk mengendapkan protein dalam susu. Laktosa yang diperoleh ditetapkan secara iodometri. Tujuannya untuk mengetahui kadar laktosa dalam susu.
Prosedur :
A. Standarisasi dengan
1. Masukan 10 ml 0,100 N ke dalam labu erlemeyer 250ml
2. Tambahkan 2,5ml 4N
3. Tambahkan 2,5ml KI 15%
4. Titrasi dengan sampai warna kuning muda
5. Tambahkan indikator amilum 1%
6. Titrasi lagi dengan sampai warna biru tepat hilang.
B. Penetapan Kadar Laktosa
1. Timbang dengan seksama ±5 gram bahan, larutkan dalam 50ml aquadest pana. Setelah dingin masukkan dalam labu ukur 100ml dan ad-kan dengan aquadest sampai batas garis.
2. Tambahkan larutan 3ML dan Zn Asetat 9ml atau larutan Pb asetat sebanyak 5ml sebelu diencerkan sampai tanda garis.
3. Pipet filtrat 0,0 ml dan masukan dalam erlemeyer, tambahka 25,0 ml reagen Luff Schoorl.
4. Panaskan menggunakan kondensor hingga terbentuk endapan merah bata, dari mendidih tunggu selama 15menit (jangan sampai birunya hilang). Angkat dan dinginkan.
5. Setelah dingin tambahkan 15ml KI 15% dan 25ml 4N (tambahkan dengan pelan-pelan lewat dinding erlemeyer).
6. Titrasi dengan larutan baku hingga kunng muda, lalu tambahkan 0,5 ml indikator amilum, titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang.
C. Penetapan Blanko
1. Ambil 25,0 ml reagen Luff Schoorl dengan buret, kemudian masukkan dalam erlemeyer.
2. Penaskan menggunakan kondensor hingga terbentuk endapan merah bata, dari mendidih tunggu selama 15 menit. Angkat dan dinginkan.
3. Setelah dingin tambahkan 15ml KI 15% dan 25ml 4N.
4. Titrasi dengan larutan baku hingga kuning muda, lalu tambahkan 0,5ml indikator amilu, titrasi dilanjutkan sampai warna biru tepat hilang.
D. Penghitungan
A. Standarisasi dengan
(V x N) = (V x N)
N =
B. Penetapan Kadar Laktosa
Kadar Laktosa = x 100%
BAB III.PENUTUP
3.1.Kesimpulan
Laktosa susu hanya dibuat di sel-sel kelenjar mamma pada masa menyusui melalui reaksi antara glukosa dan galaktosa uridin difosfat dengan bantuan lactose synthetase dengan adar yang bervariasi antara satu maamlia dengan yang lain.Fungsi Lactosa dalam susu selain dapat memberi rasa manis,juga dapat membantu penyerapan natrium dan kalsium.Selain itu,lactosa juga dapat memberi efek positif terhadap fisiologis usus.
Analisa laktosa dalam susu bisa dilakukan dengan analisa secara kualitatif dan kuantitatif. Kualitatif dengan Uji Molisch, Uji Benedict dan Uji Barfoed, sedangkan dalam analisa kuantitatif dengan metode iodometri
3.2.Saran
· Pentingnya mengkonsumsi susu untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan lactosa dan zat gizi lain yang terkandung didalamnya
· Untuk mengetahui kadar lactosa,Perlu dilakukan Uji Lactosa secara kwalitatif dan Kwantitatif secara teliti
DAFTAR PUSTAKA
Buku Petunjuk Praktikum Amami, Bhakti Wiyata Kediri; 2013.
Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995.
Safrizal,Rino.”Penggolongan dan Identifikasi Karbohidrat.”.http://www.jejaringkimia.web.id/2010/03/karbohidrat.html (diakses pada tanggal 17 februari 2014)
Yudhitia,Marina.”Lactose Intolerance”.http://apotekerbercerita.wordpress.com/2012/01/19/lactose-intolerance/(diakses pada tanggal 17 Februari 2014)
ANALISA LACTOSA DALAM SUSU
Oleh:
Diana Mayasari
NIM:30112089
PROGRAM STUDI DIII AAK AKSELERASI
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar